HEART FAILURE

LAPORAN PENDAHULUAN
“Heart Failure”

BAB 1
PENDAHULUAN

I.    Latar Belakang
Gagal jantung (HF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan. Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan kelebihan beban (overload) cairan dan perfusi jaringan yang buruk.
Gagal jantung akut telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia sekaligus penyebab signifikan jumlah perawatan di rumah sakit dengan menghabiskan biaya yang tinggi. Prevalensi gagal jantung di Amerika dan Eropa sekitar 1 – 2%.Diperkirakan bahwa 5,3 juta warga Amerika saat ini memiliki gagal jantung kronik dan setidaknya ada 550.000 kasus gagal jantung baru didiagnosis setiap tahunnya.

II.      Batasan Topik
1. Definisi
2. Etiologi
3. Faktor risiko
4. Epidemiologi
5. Patofisiologi
6. Manifestasi klinis
7. Pemeriksaan diagnostik
8. Penatalaksanaan
9. Pencegahan
10. Komplikasi







BAB II
PEMBAHASAN

1.  Definisi
Gagal jantung (HF),  adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan. Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang ditandai dengan kelebihan beban (overload) cairan dan perfusi jaringan yang buruk (Susan, 2014).
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang ditandai dengan perfusi sistemik yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh sebagai akibat dari gangguan fungsi pompa jantung. Hal ini dapat dibagi lagi menjadi gagal jantung sistolik atau diastolik. Pada gagal jantung sistolik, ada berkurang kontraktilitas jantung, sedangkan pada gagal jantung diastolik ada gangguan relaksasi jantung dan pengisian ventrikel normal .

2.  Etiologi
          Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung meliputi gangguan kemampuan konteraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Tetapi pada gagal jantung dengan masalah yang utama terjadi adalah kerusakan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap konteraksi tergantung pada tiga faktor: yaitu preload, konteraktilitas, afterload.
·         Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut otot jantung.
·         Konteraktillitas mengacu pada perubahan kekuatan konteraksi yang terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan kadar kalsium
·         Afterload mengacu pada besarnya tekanan venterikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol.
Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka curah jantung berkurang (Brunner and Suddarth 2001).
Menurut cowie MR Dar O (2008) penyebab gagal jantung dapat diklasifikasikan dalam 6 kategori utama, yaitu :
1. Kegagalan yang berhubungan dengan keabnormalan miokard, dapat disebabkan oleh hilangnya miosit (infark miokard), kontraksi yang tidak terkoordinasi (left bundle branch block), berkurangnya kontraktilitas (kardiomiopati)
2. Kegagalan yang berhubngan dengan overload (hipertensi)
3. Kegagalan yang berhubngan dengan abnormalitas katup
4. Kegagalan yang disebabkan abnormalitas ritme jantung (takikardi)
5. Kegagalan yang disebabkan abnormalitas  perikard atau efusi perikard (tamponade)
6.  Kelainan congenital jantung
            Menurut Iona 2015, Dari sudut pandang klinis, mengelompokkan penyebab gagal jantung ke dalam 4 kategori besar berikut ini berguna:
·           Penyebab: mendasari penyebab gagal jantung termasuk kelainan struktural (kongenital atau didapat) yang mempengaruhi sirkulasi perifer dan koroner arteri, perikardium, miokardium, atau katup jantung, sehingga mengarah ke peningkatan beban hemodinamik atau miokard atau insufisiensi koroner.
·           Penyebab mendasar: penyebab Fundamental mencakup mekanisme biokimia dan fisiologis, di mana baik beban hemodinamik meningkat atau penurunan pengiriman oksigen ke hasil miokardium pada gangguan kontraksi miokard.
·           Penyebab pencetus: gagal jantung yang jelas baru dapat dipicu oleh perkembangan penyakit jantung yang mendasarinya (misalnya, penyempitan lebih lanjut dari katup stenosis aorta atau katup mitral) atau berbagai kondisi (demam, anemia, infeksi) atau obat (kemoterapi, NSAID) yang mengubah homeostasis pasien gagal jantung.
·           Genetika cardiomyopathy: membesar, aritmia ventrikel kanan dan kardiomiopati restriktif dikenal penyebab genetik dari gagal jantung.
(Iona,2015)
3.  Klasifikasi
 Framingham mengkriteriakan untuk diagnosis gagal jantung terdiri dari kehadiran bersamaan baik 2 kriteria mayor (utama) atau 1 mayor Dan criteria minor.
1.    Kriteria mayor (utama) meliputi:
·         Paroksimal noktural dsypnea
·         Berat badan 4,5 kg dalam 5 hari dalam menanggapi pengobatan
·         Distensi vena di leher
·         Rales
·         Edema paru akut
·         Hepatojugular refluks
·         S3 gallop
·         Tekanan vena sentral lebih besar dari 16 cm
·         Waktu sirkulasi dari 25 detik
·         Kardiomegali radiografi
·         Edema paru, kongesti visceral atau kardiomegali autops
2.    Kriteria minor sebagai berikut :
·      Batu malam hari
·      Dispnea saat aktivitas biasa
·      Penurunan kapasitas vital sepertiga nilai maksimal
·      Efusi pleura
·      Takikardia (120 x/menit)
Klasifikasi menurut New York Heart Association (NYHA) membagi gagal jantung menjadi 4 kelas yaitu :
·         Kelas I : Aktivitas sehari-hari tidak terganggu.
·         Kelas II : Aktivitas sehari-hari terganggu sedikit
·         Kelas III :Aktivitas sehari-hari sangat terganggu.
·         Kelas IV : Gejala terjadi bahkan pada saat istirahat; ketidaknyamana dengan aktivitas fisik
(Iona, 2015)
Menurut The American College of Caardiology/American Heart Association (ACC/AHA) mengklasifikasikan Hear Failure ada 4 tahapan sebagai berikut:
·      Tahap A : Resiko tinggi gagal jantung tetapi tidak ada penyakit jantung structural atau gejala gagal jantung.
·      Tahap B : penyakit jantung structural tetapi tidak ada gejala gagal jantung
·      Tahap C : Penyakit jantung structural dan gejala gagal jantung
·      Tahap D : gagal jantung refrakter (sulit diatasi) yang membutuhkan intervensi khusus
(Iona, 2015)



4.  Faktor risiko
Faktro Resiko dari gagal jantung sebagai berikut :
1.    Orang-orang dengan usia 65 tahun keatas
            Seiring bertambahnya usia membuat otot jantung lemah. Lansia juga mungkin menderita banyak penyakit selama bertahun-tahun yang dapat meningkatkan risiko gagal jantung.
2.    African-American
            Pada orang-orang African Amerian memiliki risiko mengalami gagal jantung lebih besar dibandingkan orang-orang dari ras lainnya. Mereka cenderung mengalami gejala pada usia muda, dirawat di rumah sakit karena gagal jantung, dan meninggal karenanya.
3.    Obesitas
            Kelebihan berat badan meningkatkan kerja dari otot jantung. Kegemukan juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung lainnya dan diabetes type 2 dimana kedua penyakit ini dapat menimbulkan gagal jantung.
4.    Laki-laki
            Laki-laki lebih berisiko mengalami serangan jantung dibandingkan perempuan dan mengalaminya pada usia yang lebih muda. Setelah menopause, angka kematian wanita karena serangan jantung meningkat, tetapi tetap tidak setajam peningkatan pada laki-laki.
5.    Gaya hidup tidak sehat
            Gaya hidup yang tidak sehat yaitu meliputi :
a.    Merokok
Merokok meningkatkan risiko penyakit jantung dua hingga empat kali lipat.
b.    Mengonsumsi alkohol
Banyak meminum alkohol dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan gagal jantung dan stroke. Meminum alkohol juga dapat meningkatkan trigliserida, menyebabkan kanker dan detak jantung tidak beraturan.
c.    Makan makanan berlemak dan kolesterol
d.    Gaya hidup kurang gerak
6.    Anak-anak dengan defek jantung kongenital
Defek jantung kongenital pada anak-anak juga dapat berkembang menjadi gagal jantung. Defek ini terjadi ketika jantung, katup, atau pembuluh darah dekat jantung tersebut tidak terbentuk dengan sempurna ketika bayi berada dalam kandungan. Defek jantung kongenital dapat memperberat kerja jantung, melemahkan otot jantung, dan mencetuskan gagal jantung.
7.    Penyakit arteri koroner
Ketika deposit kolesterol dan lemak terbentuk pada arteri jantung (atherosclerosis), darah yang mencapai myocard menjadi sedikit sehingga terjadi angina pectoris, dan ketika deposit lemak menjadi benar-benar obstruktif mencetuskan heart attack. Penyakit arteri koroner juga dapat menyebabkan hypertension yang kesemua penyakit tersebut meningkatkan risiko terjadi gagal jantung.
8.    Riwayat infark myocard
Pada infark myocard, jaringan otot jantung yang tidak tersuplay oksigen menjadi nekrosis. Otot jantung yang mengalami kerusakan menjadi tidak bisa kontraksi secara baik dan kemampuan memompa darah menjadi melemah mencetuskan terjadinya gagal jantung.
9.    Hypertension
Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko gagal jantung 2-3 x. Ketika tekanan pembuluh darah terlalu tinggi, jantung harus memompa lebih keras daripada normal untuk tetap menjaga darah bersirkulasi dalam tubuh. Hal ini menyebabkan ruangan dalam jantung menjadi lebih lebar dan lebih lemah.
10. Katub Jantung Abnormal
Masalah katup jantung dapat disebabkan oleh penyakit, infeksi (endokarditis), dan defek kongenital. Ketika katup tidak bisa membuka atau menutup secara sempurna ketika jantung berdetak mengharuskan otot jantung untuk memompa lebih keras agar darah bisa mengalir. Ketika beban kerja jantung terlalu besar menyebabkan gagal jantung.
11. Heart muscle disease
(pembesaran cardio myopathy, hypertrophic cardio myopathy) atau inflamasi (miokarditis). Beberapa kerusakan pada miokard yang disebabkan oleh obat-obatan, peggunaan alkohol, infeksi virus, atau penyebab lain yang tidak diketahui dapat meningkatkan  risiko gagal jantung.
12. Penyakit paru-paru berat
Ketika paru-paru tidak dapat bekerja dengan baik, jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen sel dan jaringan tubuh.
13. Diabetes
Pada penderita diabetes meningkatkan risiko hipertensi dan atherosclerosi yang kedua hal tersebut berhubungan dengan risiko terjadi gagal jantung.
14. Sleep apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang mengancam nyawa dimana jaringan pada tenggorokan kolaps dan memblock jalan nafas. Berhentinya nafas dapat berkontribusi pada kelemahan yang parah, dan meningkatkan risiko keselamatan. Sleep apnea juga merupakan faktor risiko pada beberapa masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung, diabetes, dan stroke.
15. Kondisi lainnya
·         Anemia berat
Ketika tidak terdapat cukup sel darah merah yang membawa oksigen, jantung mencoba mengalirkan sel darah dalam jumlah kecil dengan detak jantung yang lebih cepat. Hal ini dapat menjadikan beban jantung melebihi usahanya dalam memompa dan mecetuskan gagal jantung.
·         Hypertiroidsme
Kondisi ini menyebabkan tubuh bekerja dengan pemacu yang lebih cepat, dan jantung dapat bekerja berlebihan untuk tetap menjaga homeostasis tubuh.
·         Abnormal heart rhythm
Ketika detak jantung terlalu cepat atau terlalu lambat atau tidak teratur, jantung menjadi tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan seluruh tubuh.
            (American Health Care Asosiation, 2014)
5.  Epidemiologi
Gagal jantung akut telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia sekaligus penyebab signifikan jumlah perawatan di rumah sakit dengan menghabiskan biaya yang tinggi. Meningkatnya harapan hidup disertai makin tingginya angka keselamatan (survival) setelah serangan infark miokard akut akibat kemajuan pengobatan dan penatalaksanaannya, mengakibatkan semakin banyak pasien yang hidup dengan disfungsi ventrikel kiri yang selanjutnya masuk ke dalam gagal jantung kronis. Akibatnya angka perawatan di rumah sakit karena gagal jantung dekompensasi juga ikut meningkat. Prevalensi gagal jantung di Amerika dan Eropa sekitar 1 – 2%.Diperkirakan bahwa 5,3 juta warga Amerika saat ini memiliki gagal jantung kronik dan setidaknya ada 550.000 kasus gagal jantung baru didiagnosis setiap tahunnya. Pasien dengan gagal jantung akut kirakira mencapai 20% dari seluruh kasus gagal jantung. Prevalensi gagal jantung meningkat seiring dengan usia, dan mempengaruhi 6-10% individu lebih dari 65 tahun.
Di Indonesia belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada Survei Kesehatan Nasional 2003 dikatakan bahwa penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan Indonesia 2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke-delapan (2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia.
Menurut American Heart Association, gagal jantung mempengaruhi hampir 5,7 juta orang Amerika dari segala usia dan bertanggung jawab untuk lebih rawat inap dari semua bentuk kanker gabungan. Ini adalah nomor 1 penyebab rawat inap bagi pasien Medicare. Dengan peningkatan kelangsungan hidup pasien dengan infark miokard akut dan dengan populasi yang terus usia, gagal jantung akan terus meningkat di menonjol sebagai masalah kesehatan utama di Amerika Serikat.
Analisis tren nasional dan regional di rawat inap dan kematian di antara penerima manfaat Medicare from 1998-2008 menunjukkan penurunan relatif 29,5% di jantung rawat inap gagal; Namun, variasi dicatat antara negara dan ras, dengan laki-laki hitam memiliki tingkat paling lambat penurunan. Penurunan relatif 6,6% kematian juga diamati, meskipun tingkat itu tidak merata di seluruh negara. Lama tinggal menurun dari 6,8 hari menjadi 6,4 hari, meskipun peningkatan secara keseluruhan dalam kondisi komorbiditas.
Statistik gagal jantung untuk Amerika Serikat adalah sebagai berikut:

·      Gagal jantung adalah klinis entitas penyakit jantung yang tumbuh paling cepat di Amerika Serikat, yang mempengaruhi 2% dari populasi
·      Account gagal jantung 34% dari kematian-kardiovaskular terkait
·      Sekitar 670.000 kasus baru gagal jantung yang didiagnosis setiap tahun
·      Tentang 277.000 kematian disebabkan oleh gagal jantung setiap tahun
·      Gagal jantung merupakan penyebab paling sering dari rumah sakit pada pasien yang lebih tua dari 65 tahun, dengan kejadian tahunan dari 10 per 1.000
·      Tarif rehospitalization selama 6 bulan setelah debit yang sebanyak 50%
·      Hampir 2% dari semua penerimaan rumah sakit di Amerika Serikat adalah untuk gagal jantung dekompensasi, dan durasi rata-rata rawat inap adalah sekitar 6 hari
Pada tahun 2010, diperkirakan total biaya gagal jantung di Amerika Serikat adalah $ 39200000000, [37] yang mewakili 1-2% dari seluruh pengeluaran perawatan kesehatan.
Insiden dan prevalensi gagal jantung lebih tinggi pada orang kulit hitam, Hispanik, penduduk asli Amerika, dan imigran baru dari negara-negara berkembang, Rusia, dan republik-republik Soviet. Prevalensi lebih tinggi dari gagal jantung pada orang kulit hitam, Hispanik, dan penduduk asli Amerika secara langsung berkaitan dengan insiden yang lebih tinggi dan prevalensi hipertensi dan diabetes. Masalah ini diperburuk oleh kurangnya akses ke perawatan kesehatan dan perawatan kesehatan dengan standar pencegahan yang tersedia untuk paling miskin dari individu dalam ini dan kelompok lain; di samping itu, banyak orang dalam kelompok ini tidak memiliki asuransi kesehatan yang memadai.
Semakin tinggi insiden dan prevalensi gagal jantung di imigran baru dari negara-negara berkembang sebagian besar karena kurangnya perawatan kesehatan sebelum pencegahan, kurangnya perawatan, atau pengobatan standar untuk kondisi umum, seperti hipertensi, diabetes, demam rematik, dan jantung iskemik penyakit.
Pria dan wanita memiliki insiden yang sama dan prevalensi yang sama dari gagal jantung. Namun, masih banyak perbedaan antara pria dan wanita dengan gagal jantung, seperti berikut:
·      Perempuan cenderung untuk mengembangkan gagal jantung di kemudian hari daripada pria
·      Wanita lebih mungkin dibandingkan pria telah diawetkan fungsi sistolik
·      Wanita mengalami depresi lebih sering daripada pria
·      Perempuan memiliki tanda dan gejala gagal jantung yang sama dengan laki-laki, tetapi mereka lebih jelas pada wanita
·      Wanita bertahan lebih lama dengan gagal jantung daripada pria
·      Prevalensi gagal jantung meningkat dengan usia. Prevalensinya 1-2% dari populasi yang lebih muda dari 55 tahun dan meningkat ke tingkat 10% untuk orang tua dari 75 tahun. Meskipun demikian, gagal jantung dapat terjadi pada semua usia, tergantung pada penyebabnya.
(Iona,2015)
6.  Patofisiologi
7.   Manifestasi klinis
Menurut Kowalak 2003 manifestasi klinis Gagal Jantung dibagi menjadi 3 yaitu:
1.  Manifestasi Klinis awal gagal jantung kiri meliputi:
·         Dispnea yang disebabkan oleh kongesti pulmoner
·         Ortopnea karena darah didistribusikan kembali dari tungkai kedalam sirkulasi sentral ketika pasien berbaring pada malam hari
·         Dispnea nokturnal paroksismal akibat reabsorbsi cairan interstitial ketika pasien berbaring dan penurunan stimulasi saraf simpatik pada saat pasien tidur.
·         Keletihan yang berkaitan dengan penurunan oksigenasi dan ketidakmampuan untuk meningkatkan curah jantung sebai respon terhadap ativitas fisik
·         Batuk nonproduktif yang berkaitan dengan kongesti pulmoner
2. Manifestasi Klinis lanjut gagal jantung kiri meliputi:
·      Bunyi ronkhi atau krekels akibat kongesti pulmoner
·      Hemoptisis akibat perdarahan vena pada sistem bronkial yang disebabkan oleh distensi darah vena
·      Iktus kordis yang bergeser ke linea aksilaris anterior kiri akibat hipertrofi ventrikel kiri
·      Takikardia akibat stimulasi saraf simpatis
·      Bunyi S3 yang disebabkan oleh pengisian ventrikel yang cepat
·      Bunyi S4 yang terjadi karena kontraksi atrium melawan ventrikel yang sudah tidak lentur lagi
·      Kulit pucat, dingin akibat vasokontriksi perifer
·      Gelisah dan kebingungan akibat penurunan curah jantung
3.    Manifestasi Klinis lanjut gagal jantung kanan meliputi:
·         Distensi vena jugularis yang mengalami elevasi karena kongesti darah vena
·         Refluks hepatojuguler yang positif dan hepatomegali gejala ini terjadi sekunder karena kongesti vena
·         Anoreksia, rasa penuh dan nausea yang dapat disebabkan oleh kongesti hati dan usus
·         Nokturia karena cairan sisidtribusikan kembali pada malam hari dan diarbsobsi kembali
·         Peningkatan berat badan karena retensi natrium dan air
·         Edema yang berkaitan dengan peningkatan volume cairan yang berlebih
·         Asites atau edema anasarka yang disebabkan oleh retensi cairan
8.  Pemeriksaan diagnostik
a.      Pemeriksaan Fisik
·         Gejala dan tanda sesak nafas
·         Edema paru
·         Peningkatan JVP
·         Hepatomegali
·         Edema tungkai

b.      Pemeriksaan penunjang
1.  Pada pemeriksaan foto dada dapat ditemukan adanya pembesaran siluet jantung (cardio thoraxic ratio > 50%), gambaran kongesti vena pulmonalis terutama di zona atas pada tahap awal, bila tekanan vena pulmonal lebih dari 20 mmHg dapat timbul gambaran cairan pada fisura horizontal dan garis Kerley B pada sudut kostofrenikus. Bila tekanan lebih dari 25 mmHg didapatkan gambaran batwing pada lapangan paru yang menunjukkan adanya udema paru bermakna. Dapat pula tampak gambaran efusi pleura bilateral, tetapi bila unilateral, yang lebih banyak terkena adalah bagian kanan.
2.  Pada elektrokardiografi 12 lead didapatkan gambaran abnormal pada hampir seluruh penderita dengan gagal jantung, meskipun gambaran normal dapat dijumpai pada 10% kasus. Gambaran yang sering didapatkan antara lain gelombang Q, abnormalitas ST – T, hipertrofi ventrikel kiri, bundle branch block dan fibrilasi atrium. Bila gambaran EKG dan foto dada keduanya menunjukkan gambaran yang normal, kemungkinan gagal jantung sebagai penyebab dispneu pada pasien sangat kecil kemungkinannya.
3.  Ekokardiografi merupakan pemeriksaan non-invasif yang sangat berguna pada gagal jantung. Ekokardiografi dapat menunjukkan gambaran obyektif mengenai struktur dan fungsi jantung. Penderita yang perlu dilakukan ekokardiografi adalah : semua pasien dengan tanda gagal jantung, susah bernafas yang berhubungan dengan murmur, sesak yang berhubungan dengan fibrilasi atrium, serta penderita dengan risiko disfungsi ventrikel kiri (infark miokard anterior, hipertensi tak terkontrol, atau aritmia). Ekokardiografi dapat mengidentifikasi gangguan fungsi sistolik, fungsi diastolik, mengetahui adanya gangguan katup, serta mengetahui risiko emboli.
4.  Pemeriksaan darah perlu dikerjakan untuk menyingkirkan anemia sebagai penyebab susah bernafas, dan untuk mengetahui adanya penyakit dasar serta komplikasi. Pada gagal jantung yang berat akibat berkurangnya kemampuan mengeluarkan air sehingga dapat timbul hiponatremia dilusional, karena itu adanya hiponatremia menunjukkan adanya gagal jantung yang berat. Pemeriksaan serum kreatinin perlu dikerjakan selain untuk mengetahui adanya gangguan ginjal, juga mengetahui adanya stenosis arteri renalis apabila terjadi peningkatan serum kreatinin setelah pemberian angiotensin converting enzyme inhibitor dan diuretik dosis tinggi. Pada gagal jantung berat dapat terjadi proteinuria. Hipokalemia dapat terjadi pada pemberian diuretik tanpa suplementasi kalium dan obat potassium sparring. Hiperkalemia timbul pada gagal jantung berat dengan penurunan fungsi ginjal, penggunaan ACE-inhibitor serta obat potassium sparring. Pada gagal jantung kongestif tes fungsi hati (bilirubin, AST dan LDH) gambarannya abnormal karena kongesti hati. Pemeriksaan profil lipid, albumin serum fungsi tiroid dianjurkan sesuai kebutuhan. Pemeriksaaan penanda BNP sebagai penanda biologis gagal jantung dengan kadar BNP plasma 100pg/ml dan plasma NT-proBNP adalah 300 pg/ml.
5.  Pemeriksaan radionuklire atau multigated ventrikulografi dapat mengetahui ejection fraction, laju pengisian sistolik, laju pengosongan diastolik, dan abnormalitas dari pergerakan dinding.
6.  Angiografi dikerjakan pada nyeri dada berulang akibat gagal jantung. Angiografi ventrikel kiri dapat mengetahui gangguan fungsi yang global maupun segmental serta mengetahui tekanan diastolik, sedangkan kateterisasi jantung kanan untuk mengetahui tekanan sebelah kanan (atrium kanan, ventrikel kanan dan arteri pulmonalis) serta pulmonary artery capillary wedge pressure.
7.  Scan jantung (Multigated Acquisition/MUGA), adalah tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan dinding.
8.  Katerisasi Jantung
Tekanan abnormal merupakan indikasi dan dapat membantu membedakan gagal jantung sisi kanan atau sisi kiri, dan stenosis katub atau insufisiensi. Zat kontras disuntikkan ke dalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontraktilitas.
9.  Enzim hepar, meningkat dalam gagal/kongesti hepar (hepatomegali).
10.  Elektrolit, bisa berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal.
11.  Oksimetri nadi, saturasi oksigen biasanya rendah terutama jika CHF akut memperburuk PPOM atau pada CHF kronis.
12.  BUN, Kreatinin. Peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal. Kenaikan BUN dan kreatinin merupakan indikasi gagal ginjal.
13.  Albumin/Transferin Serum, menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan sintesa protein dalam hepar yang mengalami kongesti.
14.  Analisa Gas Darah (AGD). Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan (dini) atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir).
15.  Pemeriksaan tiroid
Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai pre pencetus gagal jantung kongesti
(Paniselvam, 2012)
9.  Penatalaksanaan
Menurut kowalak 2003, penatalaksanaan gagal jantung dapat mencakup:
1)    Penanganan penyebab yang mendasari jika penyebab diketahui
2)    Pemberian inhibitor ACE pada pasien yang menderita disfungsi ventrikel kiri untuk mengurangi produksi angiotensin II yang hasilnya berupa penurunan preload dan afterload. Pada pasien yang berusia lanjut dapat memerlukan dosis inhibitor ACE yang lebih rendah karena renal pasien yang terganggu.
3)    Pemberian digoksin pada pasien gagal jantung yang disebabkan oleh disfungsi sistolik ventrikel kiri, pemberian digoksin dilakukan untuk menghasilkan kontraktilitas miokardium memperbaiki curah jantung, mengurangi volume ventrikel, dan menurunkan regangan ventrikel
4)    Pemberian diuretik untuk menurunkan kelebihan muatan volume cairan dan aliran balik vena
5)    Pemberian preparat beta-bloker pada pasien gagal jantung kelas II atau III menurut klasifikasi NYHA (New York Heart Association) yang disebabkan oleh disfungsi ventrikel kiri, pemberian preparat beta-bloker untuk mencegah adanya remodeling
6)    Terapi inotropik dengan debutamin milrinon untuk penanganan alat eksaserbasi gagal jantung
7)    Terapi inotropik kronis atau intermiten kronis untuk menambah kontraktilitas ventrikel guna menghindari eksaserbasi gagal jantung kelas IV NYHA
8)    Pemberian nesiritida yaitu human B-type natriuretic peptide, untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi afterload dalam penatalaksanaan akut ekserbasi gagal jantung
9)    Pemberian diuretik, nitrat, morfin, dan oksigen untuk mengatasi edema paru
10) Modifikasi gaya hidup (mengurangi gejala gagal jantung), seperti penurunan berat badan (jika pasien gemuk), pembatasan asupan natrium (3g/hari) serta alkohol, penanganan asupan lemak, penghentian kebiasaan merokok, pengurangan stres, dan pengembangan progaram latihan (gagal jantung tidak lagi merupakan kontraindikasi untuk melakukan latihan dan rehabilitasi jantung)
11) Pembedahan bypass arteri koronaria atau angioplasti untuk gagal jantung akibat PJK
12) Transplantasi jantung pada pasien yang setelah mendapatkan pengobatan yang agresif tetap mengalami keterbatasan atau harus dirawat dirumah sakit berkali-kali
13) Pembedahan atau prosedur invasif yang lain dapat direkomendasikan pada pasien gagal jantung dengan keterbatasan yang besar atau hospitalisasi berkali-kali meskipun sudah dilakukan pengobatan yang maksimal. Beberapa prosedur masih bersifat kontroversial dan dapat mencakup kardiomioplasti, pemasangan pompa balon intraaorta, penggunaan alat bantu ventrikel yang bersifat mekanis, dan implantasi kardioverter-defibrilator internal.
Pertimbangan khusus
Selama fase akut gagal jantung:
1.    Tempatkan pasien pada posisi fowler dan berikan oksigen untuk membantunya lebih mudah bernafas
2.    Timbang berat badan pasien setiap hari dan periksa kemungkinan edema perifer. Pantau dengan cermat asupan cairan IV serta jumlah eksresi urine, tanda-tanda vital, dan status mental pasien. Lakukan auskultasi jantung untuk mendeteksi bunyi jantung yang abnormal (bunyi gallop S3) dan auskultasi paru untuk mendengarkan bunyi ronki dan krekels, laporkan setiap perubahan dengan segera.
3.    Pantau dengan sering kadar ureum serta kreatin serum darah dan kadar kalium, natrium, klorida serta magnesium dalam serum
4.    Pastikan pasien mendapat pemantauan jantung yang kontinue selama stadium akut dan lanjut untuk mengidentifkasi dan mengatasi aritmia dengan segera
5.    Untuk mencegah trombosis vena dalam dalam akibat kongestif vaskuler, bantu pasien melakukan latihan gerak secara pasif. Dorong pasien untk beristirahat dan mengenakan stoking anti emboli. Periksa konsidi pasien secara teratur untuk mendeteksi kemungkinan rasa nyeri dan nyeri tekan pada betis
6.    Berikan pasien waktu cukup untuk istirahat
Untuk memperpersiapkan pasien sebelum pulang:
1.    Sarankan kepada pasien menghindari makanan yang kaya akan natrium seperti produk susu atau makanan yang dikalengkan atau makanan instan buatan pabrik agar tidak terjadi kelebihan muatan dalam tubuh
2.    Jelaskan kepada pasien bahwa kalium yang hilang akibat terapi diuretik perlu diganti dengan meminum suplemen kalium yang diprogramkan dokter dan memakan makanan yang tinggi kalium seperti pisang dan aprikot
3.    Tekankan perlunya check up teratur
4.    Tekankan pentingnya meminum tablet digoksik dalam dosis yang benar sesuai petunjuk dokter. Beri tau pasien untuk mengawasi dan segera melaporkan tanda-tanda intoksikasi seperti anoreksia, vomitus serta penglihatan berwarna kuning
5.    Minta pasien segera memberitahu dokter ketika denyut nasi mulai tidak teratur atau kurang dari 60kali permenit, jika ia mengalami gejala pening, penglihatan kabur, sesak nafas, batuk kering yang persisten, palpitasi, keletihan yang meningkat, dipsnea nokturnal peroksismal, pergelangan kaki yang bengkak atau penurunan jumlah urine, atau jika ia mengalami penurunan berat badan yang cepat. (1,4-2,3 kg dalam satu minggu).
10.   Pencegahan
Banyak faktor yang meningkatkan risiko mengembangkan gagal jantung dapat dikelola baik dengan membuat perubahan gaya hidup atau dengan mengambil obat-obatan. Secara khusus, tekanan darah tinggi (hipertensi) dan merokok risiko untuk kesehatan jantung, dan mengatasi mereka bisa membantu mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
·      Berhenti merokok
Berhenti merokok (jika Anda merokok) mungkin menjadi cara terbesar untuk mengurangi resiko Anda terkena penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Asap tembakau dapat merusak jantung Anda dalam beberapa cara, memaksanya untuk bekerja lebih keras. Merokok juga cenderung membuat darah lebih tebal dan memperlambat aliran darah, meningkatkan risiko penggumpalan darah (trombosis). Ini merusak lapisan arteri, menyebabkan mereka untuk bulu up. Lidah sakit ini terdiri dari arteri (aterosklerosis) merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner, stroke dan beberapa bentuk demensia.
Penelitian telah menunjukkan Anda hingga empat kali lebih mungkin untuk berhenti merokok berhasil jika Anda menggunakan dukungan NHS, bersama dengan berhenti merokok obat. Tanyakan dokter tentang ini atau kunjungi website NHS smokefree untuk informasi lebih lanjut.
·      Mengurangi tekanan darah
Jika tekanan darah Anda terlalu tinggi, jantung Anda harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh Anda. Untuk mengatasi usaha ekstra, otot jantung menebal dari waktu ke waktu dan akhirnya akan menjadi terlalu kaku atau lemah untuk bekerja dengan baik. Menjaga tekanan darah Anda pada tingkat yang sehat dapat menghentikan atau menunda hal ini terjadi, sehingga mungkin berguna untuk memiliki tekanan darah Anda diperiksa secara teratur. Mungkin perlu untuk mengambil obat tekanan darah (biasanya lebih dari satu) untuk mendapatkan tekanan darah Anda turun ke tingkat yang sehat. Hal ini penting Anda dan dokter Anda memilih obat atau kombinasi obat-obatan yang akan sesuai dengan Anda.
·      Mengurangi kadar kolesterol Anda
Tingginya kadar kolesterol (lemak) dalam darah Anda dapat menyebabkan lidah sakit dan penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), serangan jantung dan stroke. Risiko penyakit jantung koroner - dan karena itu gagal jantung - meningkat sebagai tingkat kolesterol dalam darah meningkat Anda. Jika Anda memiliki faktor risiko lain, seperti tekanan darah tinggi atau Anda merokok, risiko yang lebih tinggi. Jika kadar kolesterol Anda terlalu tinggi, dokter biasanya pertama menyarankan Anda untuk membuat beberapa perubahan untuk diet Anda dengan beralih ke diet rendah lemak, dan mengambil banyak olahraga teratur. Jika, setelah beberapa bulan, kadar kolesterol Anda tidak menurun, biasanya Anda akan perlu untuk mengambil penurun kolesterol obat yang disebut statin.
·      Menurunkan berat badan
Jika Anda kelebihan berat badan, tekanan tambahan akan ditempatkan pada jantung Anda, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan serangan jantung. Kedua ini membuat gagal jantung lebih mungkin. Mengikuti saran di bawah ini akan membantu Anda menurunkan berat badan, serta menurunkan risiko mengembangkan gagal jantung.
·      Makan makanan yang sehat
Diet sehat dapat membantu mengurangi resiko terkena penyakit jantung koroner dan karena itu gagal jantung. Jika Anda sudah memiliki masalah jantung, makan sehat dapat membantu melindungi jantung Anda dari semakin buruk, serta melindungi Anda dari penyakit lain, seperti diabetes dan beberapa jenis kanker.
·      Tetap aktif
Aktivitas fisik secara teratur dapat menjaga jantung Anda sehat dan membantu Anda menjaga berat badan yang sehat. Anda tidak perlu untuk bergabung gym atau mulai berjalan maraton, tapi termasuk latihan dalam rutinitas harian Anda akan membantu. Jika Anda tidak memiliki tingkat mobilitas yang baik, Anda mungkin dapat melakukan lengan atau latihan berbasis kursi roda.
·      Minum dalam batas aman
Minum lebih dari jumlah yang disarankan alkohol dapat meningkatkan tekanan darah Anda, yang dapat menyebabkan gagal jantung. Minum berat selama beberapa tahun dapat merusak otot jantung Anda dan mengarah langsung ke gagal jantung, serta memiliki banyak efek berbahaya lainnya pada kesehatan Anda. Pria yang secara teratur minum lebih dari tiga sampai empat unit alkohol per hari, dan wanita yang secara teratur minum lebih dari dua sampai tiga unit sehari, cenderung merusak kesehatan mereka. Baca lebih lanjut tentang menebang konsumsi alkohol Anda.
·      Memotong asupan garam Anda
Terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah Anda, sehingga mengurangi jumlah yang Anda makan akan membantu menjaga tekanan darah Anda turun dan mengurangi risiko mengembangkan gagal jantung. Orang-orang keturunan Afrika Karibia tampak lebih berisiko efek berbahaya dari garam dibandingkan dengan orang-orang dari kelompok etnis lain. Namun, jarang membantu atau perlu untuk memiliki diet yang sangat rendah garam. Menghindari menambahkan garam ke makanan di meja atau selama memasak dan tidak makan terlalu banyak makanan asin yang jelas, seperti kari, makanan ringan asin dan pizza, adalah awal yang baik.
(NHS,2014)
11.  Komplikasi
ü  Efusi Pleura
Terjadi karena peningkatan tekanan kapiler pleura
ü  Aritmia
Pembesaran ruang jantung menyebabkan gangguan jalur elektrik normal
§   Trombus ventrikel kiri
Pembesaran ventrikel kiri dan penurunan curah jantung meningkatkan kemungkinan pembentukan trombus
ü  Hepatomegali
Pada gagal ventrikel kanan, kongesti vena merusak sel hepar, terjadi fibrosis dan sirhosis hepar
ü  Tromboemboli
Resiko terjadinya bekuan vena ( thrombosis vena dalam atau DVT (deep venous thrombosis) dan emboli paru atau EP)  dan emboli sistemik tinggi, terutama pada CHF berat. Bisa diturunkan dengan pemberian warfarin
ü  Fibrilasi atrium
Sering terjadi pada CHF yang bisa menyebabkan perburukan dramatis. Hal tersebut merupakan indikasi pemantauan denyut jantung (dengan pemberian digoksin/bloker β) dan pemberian warfarin
ü  Kegagalan pompa progresif
Bisa terjadi karena penggunaan diuretik dengan dosis yang ditinggikan. Transplantasi jantung merupakan pilihan pada pasien tertentu. 
ü  Aritmia ventrikel
Sering dijumpai, bisa menyebabkan sinkop atau kematian jantung mendadak (25-50% kematian pada CHF). Pada pasien yang berhasil diresusitasi, amiodaron, bloker β dan defibrillator yang ditanam mungkin turut mempunyai peranan. (Patrick Davey, 2002)





DAFTAR PUSTAKA

Brashers Valentina L. 2008. Aplikasi klinis patofisiologi : pemeriksaan dan manajemen. Jakarta : EGC Smeltzer, Susan C. 2014. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta:EGCDumitru,
Dar O, Cowie MR, Acute heart failure in the intensive care unit: epidemiology, Crit Care Med, 2008;36(Suppl. 1):S3–8.
Ioana.2015.HeartFailure.(online) http://emedicine.medscape.com/article/163062-overview. Diakses Pada tanggal 28 April 2015.
Kowalak, Jennifer P. 2003. Buku Ajar Patofisologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
NHS. 2014. Heart Failure- Prevention. (online) http://www.nhs.uk/Conditions/Heart-failure/Pages/Prevention.aspx . Diakses pada tanggal 28 April 2015
Paniselvam. 2012. Gagal Jantung. (Online). http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/31664/3/Chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 29 April 2015


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pendahuluan ARDS (Adult Respirator Distress Syndrome)

Tetralogy of fallot (ToF)